Thamrin 10

Thamrin 10

Thamrin 10 merupakan kawasan kuliner dan ruang kreatif publik yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Jakarta Tourisindo (Jakarta Experience Board). Terletak strategis di kawasan Jalan M.H. Thamrin, tepatnya di bekas lokasi parkir Gedung Eks-Dinas Teknis, Thamrin 10 hadir sebagai ikon baru gaya hidup urban yang memadukan konsep food court modern, ruang seni budaya, dan aktivitas komunitas dalam satu area terbuka yang ramah keluarga. Proyek ini sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global yang humanis dan kreatif.

Kawasan ini menampung lebih dari 50 tenant kuliner yang menyajikan aneka makanan khas Nusantara hingga hidangan kekinian, menjadikannya salah satu destinasi kuliner terfavorit di Jakarta Pusat. Thamrin 10 tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga ruang bertemunya warga Jakarta dari berbagai latar belakang untuk menikmati pertunjukan musik, bazar produk UMKM, pameran seni, dan berbagai kegiatan komunitas. Konsep ruang terbuka dengan tata cahaya modern dan desain urban menjadikan suasana Thamrin 10 sangat hidup, terutama di malam hari.

Lebih dari sekadar tempat rekreasi, Thamrin 10 juga didesain sebagai etalase kebudayaan kota. Panggung seni yang tersedia secara reguler menampilkan pertunjukan budaya, musik lokal, dan ekspresi kreatif anak muda Jakarta. Hal ini memberi ruang bagi pelaku seni dan komunitas kreatif untuk tumbuh bersama, sekaligus memperkaya ekosistem ekonomi kreatif ibu kota. Beberapa program kurasi dilakukan untuk menjaga kualitas acara dan menjaga identitas lokal Jakarta yang inklusif dan dinamis.

Dari sisi tata kelola, Thamrin 10 mengusung pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah, pelaku usaha mikro, dan komunitas. Penataan tenant dilakukan secara profesional, termasuk dukungan sistem pembayaran nontunai untuk mendorong transaksi digital. Selain itu, pengelolaan kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung menjadi prioritas utama agar Thamrin 10 tetap menjadi tempat yang bersih, aman, dan menyenangkan bagi semua kalangan.

Secara keseluruhan, Thamrin 10 adalah perwujudan transformasi ruang publik kota yang tidak hanya berfungsi secara fisik, tetapi juga sosial dan budaya. Ia menjadi simbol bahwa kota modern seperti Jakarta tetap bisa menghadirkan ruang inklusif yang menghubungkan warganya secara emosional, kultural, dan ekonomi. Dalam konteks pembangunan kota berkelanjutan, Thamrin 10 adalah contoh konkret bagaimana ruang publik dapat dihidupkan kembali melalui sentuhan kreatif, partisipatif, dan berorientasi pada keberagaman.